Dra. Herawati:
Melayani Kota Asal

Jika seorang alumni di daeerah memutuskan tetap tinggal dan bekerja di kota asal, padahal kota besar lebih menjanjikan masa depan dan kesempatan pengembangan diri, barangkali keputusan itu membutuhkan pergumulan. Dra. Herawati adalah salah satu alumni  yang tetap bertahan, dan setia melayani di kota asal. Saat ini ia menjabat sebagai sebagai ketua Badan Pengurus Ranting (BPR) Jember untuk yang kedua kalinya.

Mengapa ia tetap setia melayani di Jember? “Kesetiaan Allah. Saya dibina dan bertumbuh di pelayanan mahasiswa, dan merasakan kesetiaan Allah dalam setiap hal. Karena itu saya bertekad melakukan yang terbaik dan tetap setia dalam panggilan saya.” cetus wanita yang menjadi ketua kepengurusan BPR Jember sejak Nopember 1991.

Ia melihat banyak alumni Permaker (Persekutuan Mahasiswa Jember) setelah lulus kuliah bekerja di kota lain, sehingga sangat sedikit alumni yang bertahan di sana. Padahal, keberadaan para alumni sangat dibutuhkan untuk mendukung pelayanan kota ini. Itulah salah satu alasan Herawati memutuskan tetap tinggal. “Lagipula, saya sudah sangat akrab dengan lingkungan dan pelayanan di sini,” tutur alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jember ini. Ia pun bersyukur Tuhan memberinya pekerjaan yang memadai di kota yang memiliki 12 kampus ini.

Herawati mulai terlibat di BPR Perkantas Jember ketika masih mahasiswa, tahun 1986. Setelah cukup lama menggeluti pelayanan di Perkantas ia merasa panggilannya di situ. Maka timbul kerinduan wanita bertinggi 156cm ini untuk membentuk persekutuan FKIP, dimulai dengan Kelompok Tumbuh Bersama (KTB) lalu setahun kemudian berkembang menjadi persekutuan besar.

“Kehidupan saya banyak dibangun melalui pelayanan mahasiswa. Karena itu sampai sekarang, saya mencoba tetap terlibat di pelayanan mahasiswa,” ujarnya bersemangat.

Selain menjabat sebagai ketua BPR, Herawati mengajar di Akademi Bahasa Asing (ABA) sebagai dosen bahasa Inggris dan dosen agama Kristen. Sebagai dosen agama Kristen ia mempunyai kesempatan merintis Persekutuan Mahasiswa Kristen Katholik (PMKK) ABA Jember.

“Dalam kegiatan apa pun saya berusaha menjaga kesaksian saya sebagai orang Kristen,” ujar wanita yang juga menjadi majelis jemaat di gerejanya ini.

Apa keunikan pelayanan Jember? Sosok berpembawaan lembut dan keibuan ini menyatakan, mayoritas pengurus BPR Jember adalah mahasiswa, tidak seperti BPR di kota-kota lain yang kebanyakan pengurusnya alumni. Namun dengan kerjasama yang kuat antarbidang pelayanan, sangat mendukung keberlangsungan pelayanan BPR Jember.

Kendalanya? Kebutuhan dana yang besar dan sulitnya pembicara yang kompeten, katanya. “Namun saya tetap berharap kepada Tuhan,” ungkapnya sambil mengutip Filipi 4:13 “segala perkara dapat kutanggung didalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Ia percaya bahwa di dalam Tuhan setiap masalah selalu ada jalan keluar.

Wanita yang menyukai konseling ini juga tidak luput dari pergumulan pribadi. Melayani dalam waktu yang lama sempat membuatnya jenuh. Ia berpendapat, “Barangkali orang mengalami kejenuhan karena terlalu terpaku pada target dan hasil. Sehingga ketika apa yang diharapkan belum tercapai, orang mulai bosan dan ingin segera pergi. Tetapi saya bersyukur atas pemeliharaan Tuhan selama ini. KesetiaanNya menolong saya mengatasi kejenuhan,” ujar sulung dari empat bersaudara ini mengakhiri perbincangan. (Bowo N.A./10)

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *