Majalah DIA

Gereja di Tengah Wabah

Wabah yang telah mendunia membuat segala aktivitas menjadi terbatas, salah satunya adalah kegiatan bergereja. Segala aktivitas bergereja disiasati secara digital, tidak lagi dilakukan secara fisik atau tatap muka, dimana hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko tertular akibat pandemi COVID-19 dan juga penyebarannya. Jika hampir seluruh aktivitas gereja menjadi sangat terbatas, lalu bagaimanakah dengan tugas dan fungsi gereja bagi dunia ini? Apakah gereja masih dapat berfungsi di tengah-tengah pandemi COVID-19? Jawabannya adalah masih dan sangat berfungsi.

Kalau kita melihat lebih jauh tentang lima fungsi gereja yang terangkum di dalam Alkitab, yakni: Ibadah, Persekutuan, Pelayanan, Kesaksian dan Pewartaan atau Penginjilan, memang pada pelaksanaan idealnya harus dilakukan secara tatap muka, harus bertemu secara langsung dengan orang-orang yang dilayani. Hal tersebut akan menjadi tidak mungkin pada masa sekarang ini, namun justru karena hal tersebut gereja dapat berfungsi secara maksimal. Gereja didorong secara paksa untuk dapat memaksimalkan fungsinya bagi dunia ini.

Fungsi gereja dalam ibadah bukan lagi menjadi hal yang harus dilakukan secara terbatas pada keanggotaan suatu gereja saja, namun gereja didorong untuk memaksimalkannya menjadi ibadah tanpa batas, baik dalam segi waktu, dimana ibadah dilakukan secara streaming online tanpa batas waktu, yang artinya ibadah dapat dilakukan tidak hanya pada hari Minggu saja, hari apapun dapat dilaksanakan ibadah secara online, dan terutama bagi jemaat yang melakukan ibadah, tidak lagi dibatasi khusus anggota jemaat saja yang dapat mengikuti ibadah online, namun bisa jemaat dari denominasi apapun, bahkan orang yang belum menerima Kristus pun, dapat menikmati ibadah online ketika Roh Kudus menggerakkannya. Artinya bahwa, semua orang dapat mengakses ibadah, semua orang dapat mengikuti ibadah tanpa ada batasan.

Fungsi gereja yang kedua adalah persekutuan, dimana gereja secara khusus berinteraksi dengan sesama orang Kristen atau secara khusus sesama anggota gereja untuk mengalami pertumbuhan iman bersama. Berinteraksi dalam pertumbuhan iman bersama tidak harus dilakukan secara tatap muka, namun berinteraksi dapat juga dilakukan secara online. Seperti yang telah banyak dilakukan sekarang ini di beberapa gereja, misalkan mengadakan persekutuan melalui aplikasi-aplikasi tertentu (zoom, google meet, dll) dengan tema-tema yang menarik untuk mengalami pertumbuhan iman bersama. Mengadakan persekutuan doa melalui live streaming Youtube juga banyak dilakukan oleh berbagai denominasi gereja.

Fungsi gereja yang selanjutnya adalah pelayanan. Secara khusus, pelayanan yang dilakukan tidak hanya terbatas kepada pelayanan ke dalam gereja saja, namun juga ke luar gereja. Sebagai salah satu contoh yang dapat diadopsi oleh gereja adalah seperti program give away yang merupakan program salah satu tv swasta. Gereja pun dapat melakukannya, namun tentunya bukan untuk dilakukan secara komersil supaya gereja tidak kehilangan jati diri fungsinya untuk melakukan pelayanan. Pelayanan doa juga dapat dilakukan secara streaming atau online, kemudian pelayanan konseling juga dapat dilakukan secara online, dan masih banyak pelayanan-pelayanan lain yang dapat dilakukan gereja secara online.

Kemudian fungsi gereja berikutnya adalah kesaksian. Sekarang ini banyak sekali video kesaksian di YouTube maupun media sosial lainnya. Banyak gereja atau pun hamba Tuhan dan orang percaya membagikan kesaksian hidup mereka ketika mengalami mujizat bersama Tuhan Yesus kepada orang-orang secara luas melalui media sosial yang dimiliki seperti Facebook, Whatsapp, YouTube, dll.

Yang terakhir adalah fungsi gereja dalam pewartaan atau penginjilan. Sesungguhnya jika dilihat lebih jauh, ketika gereja melakukan fungsinya yang pertama sampai keempat, secara otomatis gereja juga melakukan fungsinya yang kelima, yakni pewartaan atau penginjilan. Oleh karena fungsi gereja yang pertama sampai keempat dilakukan secara online, dimana banyak orang dapat mengkonsumsi secara bebas mengenal hal-hal yang dilakukan oleh gereja, maka tugas pewartaan pun secara otomatis dilakukan secara bersamaan dengan tugas gereja yang lainnya. Mewartakan Kabar Baik mengenai keselamatan dalam Kristus Yesus tentunya dapat dilakukan dalam banyak cara, dan dibutuhkan kreativitas dari gereja untuk dapat memaksimalkannya.

Gereja di tengah wabah hendaknya dapat menjadi berkah bagi semua orang. Gereja harus mampu memaksimalkan fungsinya dalam situasi apapun. Sesulit apapun situasinya, gereja harus dapat mengembangkan ide dan kreativitas, bahkan gereja harus memperlengkapi diri dengan berbagai fasilitas kemampuan diri secara digital, sebagai kesiapan untuk menjadi garam dan terang bagi dunia yang sedang berada dalam kekelaman. Sehingga sinar kemuliaan Tuhan dapat terus bersinar membawa keselamatan bagi banyak orang.


Penulis adalah mahasiswi pascasarjana STBI

Exit mobile version