MMemulai memikirkan kata transformasi berarti memulai dengan bertanya ada tidaknya perubahan yang terjadi pada diri seseorang sebagai bagian dari masyarakat, dan bahwa perubahan itu menuju gaya hidup (life style) yang membiasakan diri dengan berwirausaha atau berusaha (tidak hanya berdagang), yang dapat diterima dan bermanfaat bagi masyarakat.
Masyarakat Memilih
Pada era Orde Baru, khususnya masyarakat petani, diberi pelbagai program agar Indonesia menjadi negara di Asia yang menguasai pasar hasil pertanian. Lahan luas, baik daratan maupun lautannya, bahkan jumlah orang yang berprofesi petani mencapai 80%. Profesi lain yang terbesar adalah pegawai negeri, sedangkan sederetan pengusaha nasional masih sangat sedikit jumlahnya dan didominasi oleh etnis China.
Pada era reformasi, semua segi kehidupan tidak lagi memberi harapan, dunia pertanian pamornya turun, dunia usaha suram, PHK di mana-mana, gelombang pengangguran melanda, sementara daya tampung CPNS sangat kecil dan cenderung semakin diperkecil, lantaran beberapa daerah sampai menunggak gaji pegawai negeri disebabkan keuangan negara sedang dilanda masalah besar, yaitu krisis keuangan.
Apa yang dilakukan masyarakat menghadapi situasi itu? Ternyata mereka mulai berusaha dengan semampunya untuk tetap dapat bertahan hidup. Dapat dihitung di sekeliling rumah kita, yang dulu hanya ada satu atau dua toko rumahan, sekarang satu gang saja bisa ada dua atau lebih tetangga yang ikut berdagang. Warung tenda yang menjual makanan kecil dan berat di pinggir jalan semakin menjamur, makin banyak lowongan bagi profesi penjual atau sales barang elektronik, obat, kelontong, dan makin banyak dijumpai tabib atau pengobat dadakan yang laris manis. Banyak macam jenis usaha dadakan yang awalnya muncul karena keterpaksaan, namun akhirnya menjadi penopang hidup keluarga.
Tetapi bukan perubahan ini yang kita inginkan. Kita akan tetap mentransformasi masyarakat menjadi lebih berbahagia dalam menghidupi kewirausahaan diri mereka dan terus menggali potensi mereka hingga mencapai hasil optimal bagi kesejahteraan masyarakat (dinilai dengan pendapatan rata-rata individu yang meningkat). Maka diperlukan jenis transformasi di mana secara sadar masyarakat memilih jalan hidup mandiri untuk berkreasi, menampilkan karya yang bernilai bagi masyarakat, karena masyarakatlah yang merasakan bermanfaat tidaknya produk karya kita. Perlu dibuat program terintegrasi antara teori dan teknis lapangan, dari memulai suatu usaha hingga bergulir dan tumbuh semakin dirasakan oleh masyarakat dan dapat diukur keberhasilannya.
Pemberdayaan Keluarga
Program pemberdayaan masyarakat mengandung makna bahwa potensi masyarakat yang sudah diketahui dan dapat diukur, masih mau dan mampu ditingkatkan lagi untuk mencapai hasil optimal yang dapat diukur angka keberhasilannya. Maka untuk memulai program ini, data kemampuan dan potensi masyarakat setempat hingga tingkat komponen terkecil yaitu keluarga-keluarga harus sudah disiapkan. Pemberdayaan masyarakat berarti pemberdayaan keluarga.
Survei keluarga harus mencerminkan kemampuan untuk mandiri di bidang tertentu yang memberikan kemampuan untuk menghidupi diri sendiri dan sesamanya, minimal untuk bertahan hidup dan mengaktualisasi diri. Memunculkan potensi baru untuk dikembangkan menjadi usaha baru yang dilakukan terus-menerus menjadi kebiasaan dalam keseharian, akan menolong menemukan ciri khas usaha keluarga. Teknik internalisasi jiwa kewirausahaan perlu disengaja untuk dilakukan setiap hari sebagai gaya hidup (life style).
Sebagai contoh: mengumpulkan ide usaha dan ide kreatif, lalu menyusun ide-ide tersebut dalam setiap kesempatan keluarga berkumpul. Selanjutnya, dalam kesempatan lain, mengonkritkan ide yang sudah dipilih bersama untuk ditindaklanjuti dalam bentuk usaha kecil-kecilan (small business). Lalu dilakukan evaluasi terhadap langkah-langkah yang sudah diambil untuk disempurnakan hingga mencapai hasil yang optimal.
Dalam kesempatan lain, perlu difasilitasi adanya kelompok-kelompok kecil pengusaha/wati baru yang belum berpengalaman untuk mengekspresikan ide usaha mereka, yang kemudian disempurnakan melalui berbagi pengalaman dari pengusaha yang telah berpengalaman. Alangkah efektifnya kelompok kecil ini dapat mengakomodasi tiap individu untuk menghasilkan jenis usaha kreatif baru di kemudian hari.
Langkah-langkah kecil calon pengusaha baru dengan metode cell-group akan mudah diawasi, dibimbing, dan diperbaiki. Dalam hal ini, bukan modal yang menjadi mandat, tetapi yang ditekankan adalah kebiasaan berusaha dengan berbagai macam cara kreatif, hingga menemukan ciri khasnya, seperti produk yang diinginkan konsumen, promosinya, cara bertransaksinya, after-sales service-nya, dan lain-lain.
Prediksi Pak Ciputra tentang Pencapaian Kesejahteraan Masyarakat
Pak Ciputra memprediksi bahwa pencapaian kesejahteraan masyarakat dapat terwujud jika ada 4% pengusaha di Indonesia atau sekitar 14 juta wirausahawan (sekarang baru ada 400.000 wirausahawan, jadi masih kurang dari 1%). Dapat dibayangkan, dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa dan jumlah pengusaha yang sedikit, yang mungkin terkonsentrasi di Pulau Jawa, apa jadinya? Daerah tertinggal di luar Pulau Jawa masih bergelut dengan kemiskinan, kebodohan, kesehatan yang rendah, dan gizi yang buruk. Penggerak ekonomi daerah harus dikerjakan oleh putra-putri daerah melalui kewirausahaan. Mereka dilatih untuk jeli mengangkat potensi daerah menjadi bernilai di tingkat nasional, seperti sumber daya alam, wisata, budaya, pengobatan tradisional, industri kerajinan, industri berat (jika ada), dan lainnya yang bisa ditampilkan. Belum lagi industri jasa dan industri kreatif oleh tangan muda yang kreatif mengemasnya dalam bentuk produk unik yang disukai banyak orang. Harus ada peran pendampingan antara daerah maju dengan daerah tertinggal (sister village).
Tak pelak lagi, siapa pun yang menekuni dunia usaha, dengan tangan terbuka siap diminta untuk menggandeng pengusaha muda dari daerah tertinggal agar setelah maju mereka akan menggandeng daerah tertinggal lainnya, demikian seterusnya hingga secara nasional kebutuhan pengusaha dapat tercapai dan kesejahteraan nasional pun ikut tercapai. Lapangan kerja terbuka di mana-mana, dan pendapatan per kapita meningkat.
Kewirausahaan di Berbagai Bidang
- Pemberdayaan Jemaat Bidang Pertanian Terpadu
Mengambil contoh bidang pertanian yang telah menghidupi sedikitnya 60% penduduk Indonesia, maka perlu digalakkan pertanian organik yang berbasis ramah lingkungan, karena tanah yang semakin rusak oleh pestisida dan pupuk kimia. Program pemberdayaan petani dimulai dengan sistem pertanian terpadu yang pernah dijalankan semasa Menteri Pertanian Bungaran Saragih. Di mana kelompok tani dengan lahan garapan untuk bercocok tanam didampingkan dengan ternak sapi untuk pupuk kandangnya atau kandang ayam. Diversifikasi lahan bisa dibuat kolam ikan yang di atasnya untuk kandang ayam. Keluarga mendapat penghasilan dari lahan, sapi, kolam ikan, dan ayam.
Sebagai contoh komoditas yang masih terbuka luas kesempatan untuk digeluti sebagai usaha keluarga adalah sebagai berikut:
- Komoditas kedelai: Keperluan kedelai nasional hingga saat ini masih setengahnya dari yang dibutuhkan.
- Komoditas ayam organik: Belum banyak, meskipun produk ayam organik di supermall relatif tinggi karena ikonnya yang sehat.
- Komoditas ikan air tawar (Lele): Sedang digalakkan untuk meningkatkan gizi masyarakat oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
- Komoditas padi organik (beras organik): Sedang populer dan belum jenuh, masyarakat menuntut bahan pokok bebas bahan kimia.
- Komoditas budidaya nilam (minyak atsiri): Serapan internasional belum tercukupi, dan Indonesia termasuk pemasok minyak atsiri terbesar setelah India dan China.
Kesemuanya itu bisa diwujudkan secara sederhana di lahan yang tidak luas atau bahkan di lahan tidur.
- Pemberdayaan Jemaat Bidang Baru
Calon pengusaha baru dari warga jemaat gereja bisa dilatih dengan memberikan semacam pelatihan yang menyajikan berbagai bidang usaha. Dalam pelatihan materi, yang akan ditampilkan adalah A-Z seputar dunia usaha pilihan mereka, termasuk membuat perhitungan anggaran usahanya. Dalam pelaksanaan di lapangan, seorang mentor sangat berperan dalam mendorong agar semua yang diperoleh selama pelatihan dapat diaplikasikan dalam skala kecil dulu, dan dapat menemukan kekurangan-kekurangan atau penyimpangan dari rencana semula.
- Pemberdayaan Jemaat Bidang Home Industri Kreatif
Di dalam dunia kreatif, masih sangat terbuka peluang, seperti di bidang IT (message content, software, hardware, desain grafis, dll). Juga sedang diunggulkan industri rumah tangga kreatif dari daur ulang barang-barang bekas. Keluarga dilatih oleh sekelompok orang yang sudah memiliki programnya, mulai dari mencari barang bekasnya, mengolah lagi, memproses secara kreatif, hingga memfinishing dan menjualnya. Semua ini harus disampaikan dan didampingi secara berkelanjutan.
Kesimpulan
Berani melangkah adalah langkah iman, asalkan langkah tersebut dipersembahkan hanya untuk kemuliaan Tuhan Allah yang bertahta dan berdaulat penuh atas hidup kita.
—— Dituliskan oleh Lukas Tersono Adi, Wirausahawan
——- Diterbitkan pada edisi no.2 tahun ke-XXIV 2010, Memulai sesuatu untuk perubahan masyarakat