Ir. Tadius Gunadi, MCS:
Injil dan Kerja

“Without an understanding of the Gospel, we will be either naively Utopian or cynically disillusioned. We will be demonizing something that is not bad enough to explain the mess we are in; and we will be idolizing something that is not powerful enough to get us out of it.”

(Timothy Keller)

Kalau kita ke daerah-daerah yang mayoritas Kristen, maka tidak jarang kita temui penduduknya miskin, terbelakang, dan banyak masalah kekurangan gizi, termasuk “stunting” pada anak-anak di daerah itu. Banyak pula yang putus sekolah karena orang tuanya tidak mampu. Padahal para pejabat pemerintah di daerah itu juga mayoritas Kristen. Mengapa?

Injil Tidak Hanya untuk Keselamatan Individu

Saya percaya bahwa Injil tidak hanya untuk keselamatan pribadi. Seharusnya Kabar Baik dari Allah itu juga untuk memulihkan dan memajukan kehidupan desa dan kota. Kata-kata Tuhan Yesus yang terkenal di Lukas 4: 18-19 berbunyi,

“Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”

Seorang penafsir Alkitab menulis tentang pengertian ayat-ayat tersebut sebagai berikut:

Dia telah mengurapi Aku untuk…: Dalam nubuatan ini, Mesias mengumumkan bahwa Ia datang untuk menyembuhkan lima kerusakan yang ditimbulkan oleh dosa. Dosa sangat merusak, jadi harus ada karya besar penebusan.

Memberitakan Injil kepada orang miskin: Dosa memiskinkan, dan Mesias membawa kabar baik kepada orang miskin.

Untuk menyembuhkan yang patah semangat: Dosa menghancurkan hati, dan Mesias memiliki kabar baik bagi yang mau putus asa.

Memproklamirkan kebebasan bagi para tawanan: Dosa membuat orang tertawan dan memperbudak mereka, dan Mesias datang untuk membebaskan mereka.

Pemulihan penglihatan bagi orang buta: Dosa membutakan kita, dan Mesias datang untuk menyembuhkan kebutaan rohani dan moral kita.

Membebaskan mereka yang tertindas: Dosa menindas para korbannya, dan Mesias datang untuk membawa kebebasan bagi yang tertindas.

Dari pengertian ayat-ayat di atas, kita bisa melihat, bahwa Injil yang adalah Kabar Baik itu tidak hanya untuk keselamatan individu, melainkan juga untuk pemulihan kehidupan secara utuh.

Injil yang kita dengar tidak hanya mengubah hidup mereka untuk mengasihi Tuhan dan sesama, untuk mengampuni yang bersalah, dan untuk berbuat baik kepada sesama. Injil juga untuk mengubah kehidupan dari hari Senin sampai Sabtu. Mengubah kehidupan desa dan kota menjadi lebih maju dan sejahtera dari segi pendidikan, kesehatan, serta perekonomian.

Memahami Injil dan Kerja

Dalam kitab Injil, Tuhan Yesus berkata:

“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia… Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

Matius 5: 13-14, 16

Di sini, Ia mengingatkan murid-murid-Nya, bahwa mereka adalah garam dan terang dunia. Dunia di sini tidak hanya dalam perkumpulan orang percaya, tapi orang-orang di sekitar tempat kerja dan tempat tinggal mereka, bahkan seluruh dunia. Dalam kaitan dengan pekerjaan, orang-orang Kristen harus jadi berkat dan kesaksian dalam pekerjaan mereka. Mereka harus menghadirkan Tuhan dan menerapkan prinsip-prinsip firman Tuhan di tempat kerja mereka.

Rasul Paulus dalam suratnya kepada Kolose menuliskan:

“Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya. Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang.”

Kolose 3:22-25

Beberapa prinsip yang bisa kita pelajari dari apa yang diajarkan Alkitab, antara lain:

Motivasi kerja: “Work for God not for men.” Kita bekerja dengan sepenuh hati untuk Tuhan, bukan untuk manusia atau uang, atau sekedar cari nafkah, posisi, penghargaan manusia, dan aktualisasi diri.

Etos kerja: “Be excellence, respect, and sincere at work.” Kita akan bekerja dengan sebaik mungkin, bahkan terbaik; dengan menaati atasan kita dalam segala hal secara tulus dan hormat: bukan hanya di hadapan mereka, tapi karena takut akan Allah.

Akibat kerja: “Reward & punishment.” Kalau kita bekerja baik kita akan dapat upah atau pahala (“reward”) dari Tuhan yang sejatinya adalah Tuan kita. Sebaliknya jika kita bekerja sembarangan maka kita akan menanggung risiko (“punishment or consequency”) akibat dari kesalahan kita. Sebab kita akan menuai apa yang kita tabur.

Bagi mereka yang belum mendengar dan mengalami Injil dalam hidupnya, apa yang diajarkan rasul Paulus di atas terasa mustahil untuk dilakukan. Mengapa? Karena hamba-hamba yang dinasehati rasul Paulus itu adalah para budak. Mereka tentu akan berontak atau tidak punya motivasi untuk bekerja secara excellent jika mereka belum mengalami anugerah dari Injil Tuhan. Tapi karena mereka orang-orang yang sudah alami anugerah keselamatan dari pekabaran Injil, maka mereka akan lakukan yang terbaik untuk Tuhan karena mereka merasa berutang kepada Tuhan Yesus.

Dampak Injil dalam Kerja

Brett Kreider, pengajar dan diaken di Northern Virginia Church of Christ menuliskan refleksi dari buku “Every Good Endeavor” oleh Timothy Keller, yang membukakan kepada kita, bahwa setidaknya ada empat dampak Injil di dalam Kerja:

  • Kisah/Cerita Baru untuk Bekerja.

“Jadi baik kamu makan atau minum atau apapun yang kamu lakukan, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” 1 Kor 10:31.

Sementara sebagian besar filsafat menyalahkan sesuatu di dunia, kekristenan secara unik menyalahkan dosa atas konsekuensinya terhadap dunia. Seluruh dunia adalah baik, namun telah jatuh dalam dosa, dan ditakdirkan untuk ditebus. Orang Kristen menemukan makna dan pemahaman akan kerja dalam cerita ini.

Beberapa contoh pertanyaan yang harus terus kita tanyakan:

  • Apa alur cerita budaya kerja saya?
  • Bagian mana dari pandangan dominan dunia yang pada dasarnya sejalan dengan Injil?
  • Bagian mana yang tidak dapat diselesaikan tanpa Kristus dan perlu ditantang?
  • Bagaimana kisah-kisah ini memengaruhi bentuk dan isi karya saya secara pribadi?
  • Peluang apa yang ada dalam profesi saya untuk a) melayani orang, b) melayani masyarakat, c) melayani bidang pekerjaan saya, d) menjadi teladan kompetensi dan keunggulan, dan e) menjadi kesaksian bagi Kristus?

  • Konsepsi Kerja Baru.

“Apapun yang kamu lakukan, lakukanlah dengan baik.”

Pengkhotbah 9:10

 “Setiap pemberian yang baik dan sempurna datangnya dari atas.”

Yakobus 1:17

Bahkan raja Koresh (45), seorang penyembah berhala, diurapi dengan Roh Allah dan dipilih untuk kepemimpinan! Adanya anugerah umum Allah (Common Grace) menggambarkan ikatan bersama yang harus kita rasakan dengan semua umat manusia yang bekerja dengan cara membangun budaya dan peradaban kita, terlepas dari kepercayaan mereka. Itu ditunjukkan dengan mengakui kebaikan dalam apa yang mereka lakukan dalam berkontribusi kepada masyarakat dan menghargai kontribusi mereka, bahkan mengakuinya sebagai anugerah dari Tuhan. Ini adalah bagaimana kita dapat mengenali dan menghargai talenta yang diberikan Tuhan tanpa merendahkan atau harus memenuhi syarat penghargaan kita. Ini berbeda dengan “dualisme” yang menciptakan tembok yang memisahkan yang sakral dari yang sekuler. Sebaliknya, seluruh hidup kita, mengintegrasikan iman kita dan bekerja sama di bawah kasih karunia Allah. Orang Kristen harus menjadi yang paling menghargai tangan Tuhan di balik pekerjaan rekan dan tetangga kita sekalipun tidak seiman dengan kita!

  • Sebuah Kompas Baru untuk Bekerja.

Kisah Kristen mengatasi batasan inheren dalam etika. “Definisi orang benar adalah bahwa mereka merugikan diri mereka sendiri untuk menguntungkan orang lain, sedangkan orang fasik rela merugikan masyarakat untuk menguntungkan diri mereka sendiri.” Thomas Aquinas mengakui empat kebajikan utama Plato – keadilan, keberanian, kesederhanaan, dan kehati-hatian. Kemudian Aquinas menambahkan tiga kebajikan Kristiani yang unik: iman, harapan, dan kasih. Meskipun tidak seorang pun di akhir hidup mereka berharap mereka akan menghabiskan lebih banyak waktu di kantor, namun kita dapat membayangkan di akhir hidup kita berharap bahwa kita telah menghasilkan lebih banyak produk kerja yang memberikan manfaat keseluruhan bagi dunia yang kita tinggalkan. Pertimbangkan banyak manfaat dari pandangan dunia Kristen. Misalnya, jika bukan karena pandangan Kristiani tentang individu, filosofi hak asasi manusia tidak akan pernah muncul.

  • Kekuatan Baru untuk Bekerja.

“Apa pun yang kamu lakukan, kerjakanlah dengan segenap hatimu” (Kol 3:23). Pekerjaan menguras kekuatan fisik ketika kita berusaha membangun nilai, keamanan, dan makna kita melalui pekerjaan. Produktivitas dan kesuksesan dapat membuat kita lelah. Hidup untuk akhir pekan agar kita dapat menikmati “kehidupan nyata” mengubah pekerjaan menjadi pekerjaan yang sia-sia. Dorothy Sayers menjelaskan dosa kemalasan dalam bukunya Creed or Chaos? sebagai kehidupan yang didorong oleh “analisis biaya-manfaat” atau “apa untungnya bagi saya?” Kegairahan untuk kerja harusnya timbul karena “mengingat kemurahan Allah” (Roma 12) bukan dari keuntungan yang mementingkan diri sendiri. Pada akhirnya, pandangan Kristiani tentang kerja menciptakan keseimbangan kerja-kehidupan yang mencakup kebutuhan istirahat dan menghargai semua kontribusi kerja yang membangun peradaban dan budaya kita.

Injil adalah kekuatan Allah, bukan hanya untuk menyelamatkan setiap orang yang percaya, tapi juga untuk memulihkan kehidupan manusia seutuhnya, termasuk dunia kerja.

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *