…Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari awal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukanya (to write) dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetuhi, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.
– Luk 1:1-4
Lukas bukanlah rasul yang dipilih Kristus untuk merumuskan pelayanan-Nya di dunia. Lukas juga bukan seperti Petrus yang pandai berkotbah, bukan pula seperti Paulus yang mendirikan jemaat di berbagai tempat pada awat sejarah gereja. Alkitab hanya menyebutkan bahwa dia seorang tabib yang sering menyertai perjalanan misi paulus.
Jika Lukas tidak mempunyai bakat untuk berkotbah dan mendirikan serta memimpin jemaat-jemaat seperti rasul, dia mempunyai cara lain untuk memberitakan Injil (kabar baik). Seperti dikatakannya, dia menyelidiki kabar baik itu, kemudian membukukan dan mengirimkannya kepada seorang yang bernama Teofilus. Lalu lahirlah dua buku karyanya, yaitu Injil Lukas dan Kisah para Rasul yang kita kenal sekarang.
Ternyata buah karya Lukas tersebut tidak hanya untuk Teofilus seorang. Di segala abad, jutaan orang membaca karyanya tersebut dan akhirnya berjumpa dengan sang Juruselamat.
Kisah kelahiran Kristus yang kita rayakan besar-besaran setiap bulan Desember, tidak akan banyak kita ketahui seadainya Lukas tidak menulis. Demikian pula berdirinya gereja mula mula, kisah kehidrpan dan pelayaun paulus tidak akan kita ketahui, seandainya Lukas tidak melaporkamya. Alangkah besar jasa Lukas untuk kia orang-orang Kristen masa kini.
Di atas semua yang telah disebutkan, Allah berkenan memakai Lukas untuk menyatakan firman-Nya kepada dunia ini. Melalui tulisan Lukas, Allah memperkenalkan Yesus Kristus sang Juru Selamat manusia dan berdirinya gereja Tuhan yang telah dinubuatkan para nabi selama berabad-abad. Dalam hal ini, ternyata karya tulis telah dipakai Allah untuk menyatakan diri dan kebenaran-Nya kepada umat manusia. Alkitab sendiri adalah kumpulan tulisan dari berbagai macam orang dalam kurun waktu seribu tahun lebih.
Lukas memberikan beberapa nilai penting yang bisa menjadi pegangan dalam menyampaikan firman Tuhan melalui tulisan.
Pertama, mengandung unsur kekinian. Lukas menyebut “menyusun. surat berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita” (ay 1). Tulisan yang bermanfaat bagi pembaca adalah tulisan yang mengena dengan situasi hidup yang terjadi pada masa kini. Tulisan harus kontemporer, berbicara tentang masalah atau persoalan yang sedang dihadapi pembaca. Jika suatu tulisan tidak bersinggungan dengan pembaca, maka turlisan tersebut mubazir saja, tidak akan dibaca, dan aktrirnya tidak bermanfaat.
Kedua, sesuai dengan fakta. Lukas menyebut “seperti yang disampaikan saksi mata dan pelayan firman” (ay 2). Tulisan kristiani yang baik tentu tidak menipu, bukan rekaan-rekaan, bukan pula dongeng yang tidak berdasar. Fakta yang disampaikan harus bisa di konfirmasi dengan prinsip dan pengajaran yang sudah ada dalam Alkitab. Tulisan yang tidak berdasarkan fakta, sama dengan meniupkan kabar bohong yang hanya menyesatkan pembaca. Setiap penulis kristiani harus memiliki tanggung jawab moral untuk tidak pernah memanipulasi atau mengubah fakta yang sudah jelas dalam Alkitab.
Ketiga, hasil investigasi menyeluruh. Lukas menyebut “menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari awal mulanya. (ay 3). Tulisan kristiani yang berbobot tidak asalan dan tidak hanya melihat dari satu sisi. Tulisan harus berdasarkan sumber-sumber yang ada dan selalu menyodorkan pembahasan suatu masalah secara tuntas dan menyeluruh.
Keempat, menulis dengan teratur. Lukas menulis “membukukannya (to write) bagimu”. Lukas berhasil menyusun Injil Lukas dan Kisah Para Rasul karena dia menulis secara teratur. Penulis kristiani adalah orang yang belajar menghargai talenta yang dianugerahkan Tuhan kepadanya. Karena itu, menulis dengan teratur hanya mungkin terjadi bila dilakukan tekun dan penuh penyerahan diri kepada Tuhan yang akan memberikan iluminasi (penerangan) melihat tulisan yang bermanfaat dan mbawa berkat. Penting untuk diketahui bahwa menulis dengan teratur adalah kunci utama untuk menjadi penulis kristiani yang berhasil. Tanpa menulis, tidak ada karya tulis.
Kelima, bertujuan untuk menyatakan kebenaran. Lukas menyebutkan “supaya engkau dapat mengetahui bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu adalah benar”. Tulisan Kristiani mengemban tugas memperluas wawasan, pengertian dan pengetahuan umat Tuhan. Tulisan itu harus mendorong dan meyakinkan mereka untuk berpegang teguh pada iman dan siap menerapkan prinsip kebenaran yang diajarkan. Karena itu, tulisan kristiani harus “sungguh benar” karena hal itulah yang akan membangun iman umat Tuhan. Sebaliknya, tulisan yang tidak menyatakan kebenaran, justru akan merusak dan menghancurkan iman yang sebelumnya dimiliki umat Tuhan. Betapa banyaknya orang menjadi sesat karena murculnya tulisan-tulisan yang tidak “sungguh benar”. Ini sekaligus adalah peringatan bagi setiap penulis kristiani untuk berhati-hati dan tetap setia kepada kebenaran. Karenanya, penulis kristiani dituntut untuk belajar dan bertumbuh dalam pengenalan firman Tuhan. Kebenaran hanya bisa disampaikan oleh orang yang mengenal dan memiliki kebenaran. Jika tidak demikian, maka yang disampaikan omong kosong belaka.
Banyak di antara kita rindu memberitakan firman Tuhan, tetapi urung karena merasa tidak memiliki bakat berkhotbah. Lukas memberi teladan kepada kita bahwa menyampaikan firman Tuhan tidak melulu melalui khotbah. Tulisan yang dibuatnyadipakai Allah untuk berbicara kepada umat manusia di sepanjang abad. Karena itu, mari kita mengikut teladan Lukas. Semoga berhasil
—— Dituliskan oleh Polo P. Situmorang, adalah mantan staf Literatur Perkantas dan sekarang sedang studi lanjut di Sekolah Tinggi Teologia Bandung (STTB ).
—— Majalah Dia Edisi 3/Tahun 1995