Wawancara dengan Mandala Manurung:
Pernikahan Harus Memberi Kontribusi Positif

“Kodrat manusia yang paling penting itu bukan menikah, tetapi bertanggung jawab atas kesejahteraan sesama manusia menurut rencana Allah yang semula. Menikah tuh sepertinya dijadikan ukuran keberhasilan rohani. Sehingga orang seringkali memutuskan untuk menikah bukan pada saat yang tepat. Menikah harus benar-benar diyakini atas pimpinan Tuhan. Sebab kalau tidak, pernikahan yang tadinya dirancang untuk mewujudkan kesejahteraan, malah jadi bencana,” ujar Mandala Manurung.

Menanggapi firman Allah, “Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja…” Mandala menukas, “Kalau menafsirkan firman Tuhan harus melihat konteksnya dalam rencana Allah yang progresif. Jangan hanya di satu titik. Kalau menikah sebagai indikasi ketaatan pada Allah, jelas Paulus berdosa karena dia tidak menikah. Jadi kita harus melihat, bagaimana pernikahan bisa memberikan kontribusi yang positif bagi dunia. Walaupun sepertinya itu hanya hubungan dua orang, tetapi punya dampak yang luas.

Saya juga melihat banyak orang menikah karena secara adat menghendaki demikian. Misalnya di suku Batak, kalau nggak menikah tuh nggak hebat, nggak bisa ngomong di pesta adat. Kecenderungan para pendeta yang menikah muda, barangkali saja dalam konteks itu. Jadinya kelihatannya rohani. Tetapi saya khawatir, itu malah nyeleweng dari arti rohani yang dimaksud oleh Allah.” Mengenai kebutuhan akan pendamping, Mandala mengutarakan, yang harus diutamakan adalah kualitas. “Mendingan saya menunda pernikahan sampai mendapat orang yang tepat dan sesuai dengan rencana hidup saya. Memang ada orang-orang yang secara khusus terpanggil untuk hidup melajang. Tapi rasanya saya bukan termasuk kelompok itu,” katanya tertawa.

“Ada hal-hal khusus kenapa seseorang terlambat menikah,” ujar Mandala lagi. Beberapa di antaranya karena alasan yang sangat pribadi. Namun ia mengerti kalau banyak wanita lajang di atas usia 30 yang merawa khawatir. Semata-mata karena mereka diburu-buru mendapatkan pasangan supaya bisa membahagiakan orangtua. Menurut anak ketiga dari enam bersaudara ini, alasan menikah seperti itu tidak tepat. “Gereja, persekutuan, dan lembaga Kristen punya peran penting untuk “meluruskan” tujuan hidup pernikahan. Mereka harus mulai mengubah kurikulum pelayanan yang tidak lagi memberi tempat kepada yang namanya kebahagiaan-kebahagiaan pribadi. Bukan berarti kita nggak boleh bahagia lho. Tetapi yang lebih penting sekarang, bagaimana mahasiswa dan alumni Kristen siap menghadapi situasi nyata sekarang ini. Kalau kita berfokus pada rencana Tuhan, ukuran-ukuran yang seringkali menjebak kita baik itu ukuran kebahagiaan orangtua, teman-teman, tidak akan menggoyahkan kita,” ujar Mandala menuturkan.

Mandala melihat, baik sarjana maupun mahasiswa belum siap mengambil keputusan dalam situasi yang kompleks. Mereka terbiasa dengan segala sesuatu yang enak dan enteng. Misalnya dalam menyikapi teman-teman yang usianya di atas 30 tapi belum menikah. “Masih banyak yang terang-terangan bilang, ‘Ayo dong, kapan menikah?’ Itu sangat mengganggu privacy mereka. Tidak jarang ini akhirnya membuat mereka jauh dari persekutuan, di mana mereka sebenarnya bisa berpotensi dan bisa dimanfaatkan talentanya. Waktu masih aktif di persekutuan mahasiswa, saya sering “gerah” karena kakak rohani yang mungkin maksudnya baik malah memperlakukan saya seperti itu,” katanya tegas. Karena itu, ujar Mandala lagi, “Jangan terlalu seringlah memakai ukuran kita untuk memotivasi orang lain dalam mencari jodoh. Lebih baik dengarkan mereka bicara supaya kita mengerti masalah mereka. Barangkali ada yang masih trauma dengan masa lalunya atau karena mereka memilih sementara melajang dulu karena mengurusi keluarganya dan segala macam. Masalah setiap orang sangat kasuistik sehingga tidak bisa digeneralisasi. Menghadapi hal seperti ini harus bijaksana.” Namun ia menganggap, persekutuan tetap merupakan sarana yang baik untuk “mencari pacar” karena disini seleksinya lebih sehat. Masing-masing orang sudah saling mengenal. (em)

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *