Tim PPA:
Mari Membaca Alkitab

Rasanya, kita semua setuju jika dikatakan bahwa Alkitab itu penting untuk pertumbuhan iman, menjaga kemurnian hidup dan ketangguhan gereja. Tapi sayang jarang kita jumpai orang yang teratur membaca Alkitab tiap hari. Alasannya banyak, bermacam-macam. Misalnya kurang waktu, isi dan bahasanya sulit dimengerti, tidak relevan, dan sebagainya. Tapi biar bagaimana pun harus ada jalan keluar. Masalahnya, adakah rnetode yang sederhana dan mampu menolong orang mempelajari Alkitab dengan baik?

Alkitab adalah buku yang berbeda dari buku-buku yang lain. Perbedaan ini tidak lain karena Alkitab adalah firman Allah yang tidak dibuat atas kehendak manusia, tapi oleh dorongan Roh Kudus. Alkitab adalah firman Allah dalam kata-kata manusia. Penulisannya dilakukan dengan memakai akal, pikiran, bahasa, alat tulis manusia; yang dikontrol dan tidak terlepas daripikiran serta kehendak Allah.

Melalui Alkitab Allah berkomunikasi dengan manusia. Allah menyatakan diri kehendak pikiran, karya, perintah dan hukum-hukum-Nya. Dalam Alkitab Allah juga menyatakan apa yang diharapkan-Nya dari kita. Tentu saja tidak semua hal dalam diri Allah dapat kita ketahui dan kita pahami, sebab Dialah Pencipta kita.

Tapi Allah tidak menyelubungi diriNya dengan misteri. Dia adalah Allah yang bersemayam dalam terang yang tidak terhampiri oleh manusia. Kemahakuasaan Allah tidaklah terpahami dan kedahsyaanNya tidak tertahankan oleh manusia Namun Allah mau menyatakan diri-Nya dengan berbagai cara: melalui penciptaan alam semesta, pun nabi dan melalui Anak-Nya, Yesus Kristus Melalui Alkitab manusia dapat makin mengenal Allah dengan benar.

Cara Allah menyampaikan ide dan pikiran-Nya sangat unik dan penuh otoritas. Setiap kitab penuh dengan ciri budaya, Pergumulan, sejarah, pemikiran, dan ide yang mempengaruhi penulisnya. Tapi, Allah juga tidak membiarkan terjadi kesalahan akibat kelemahan penulis. Allah bertindak sebagai penulis Agung yang ada di balik mereka. Allah juga yang bertanggung jawab terhadap berita yang dituliskan. Oleh karena itu, dalam Alkitab dapat kita saksikan adanya suatu pemikiran, ide, dan pusat berita, yaitu Yesus Kristus

Sifat Alkitab

Bagaimana kita mempelajari sesuatu bergantung pada sifat atau hakekat yang dipelajari. Karena itu, mempelajari Alkitab sangat bergantung pada sifat Alkitab sendiri.

Alkitab mempunyai sifat dwitunggal: Illahi manusiawi. Alkitab adalah firman Allah yang ditulis dalam kata-kata manusia. Wahyu dan ilham Allah dalam Alkitab dikirimkan kepada manusia melalui peristiwa sejarah dan pergumulan manusiawi. Sifat dwitunggal ini dalam pengertian tertentu membuat Alkitab terasa sulit dipelajari. Ada dua gap antara kita dan Alkitab: Gap rohani, di sini kita tidak mungkin meraih pikiran-pikiran Allah yang sempurna itu. Gabudaya, yaitu ada bentangan perbedaan waktu, bahasa, pergumulan, dan sebagainya antara dunia kita dengan para penulis Alkitab.

Dengan mengerti kedua sifat dan masalah ini kita bisa mengembangkan strategi penggalian Alkitab yang baik. Keterbatasan rohani mengharuskan kita merendahkan diri, memohon Roh Kudus untuk membantu kita mengerti makna Alkitab yang segar. Setiap kali membaca, Alkitab justu mempertanyakan hidup kita di hadapan hadirit-Nya. Alkitab harus dibaca dengan sikap rendah hati dan kemauan memberi respon yang jujur terhadap Allah. Hal ini penting agar Firman Tuhan yang sudah dimengerti itu mempengaruhi kehidupan nyata kita.

Namun, fiman Tuhan yang terpadu dalam Alkitab itu dituliskan sesuai dengan keadaan penulisnya, latar-belakang sejarah, budaya, politik, dan sebagainya. Itu semua perlu kita dalami. Itulah sebabnya, Alkitab harus dibaca dalam konteks yang benar. Artinya pembaca harus menempatkan bagian yang dibacanya dalam konteks yang lebih luas.

Ada dua konteks yang dimaksudkan dalam hal ini: Peristiwa dan alur penulisan. Hal Yang kedua diperoleh dengan membiasakan diri membaca perikop yang bersangkutan dalam kaitannya dengan bagian yang lebih luas. Misalnya: kata baru dimengerti maksudnya dalan kalimat; sedangkan kalimat baru dimengerti jika dikaitkan dalam satu alinea; alinea baru ada artinya jika berada dalam konteks pasal dan kitab. Dan seterusnya. Kebiasaan membaca Alkitab secara berurutan sangat membantu pemahaman Alkitab yang lebih baik untuk jangka panjang. Perlu dicatat, jika kita terbentur pada kata dan data yang sulit, perlu sekali kita mencari informasi dari Kamus Alkitab.

Pesan Allah kepada manusia disampaikan lewat bahasa. Maka Alkitab pun harus dipelajari denpn menekuni prinsip tatabahasanya. Susunan kalimat, bentuk waktu pilihan kata, tekanan arti melalui pengulangan kata atau penggunaan kata sifat, kata ganti orang, kata penghubung, dan sebagsinya; sangat perlu diperhatikan.

Sikap Terhadap Firman Allah

Sikap terbaik yang harus kita lakukan terhadap firman Allah adalah meneladani sikap Tuhan Yesus. Teladan apakah yang diberikan Yesus kepada kita? Pertama. Dia mengakui bahwa apa yang ditulis oleh para Nabi di Perjanjian Iama adalah firman Allah. Tuhan Yesus menundukkan diri di bawah otoritas firman Allah itu. Kedua, Tuhan Yesus menjadikan firman Allah sebagai landasan pelayanan dan karya-Nya dalam peran mesianik-Nya. Ketiga, Tuhan Yesus menerima Alkitab sebagai firman Allah yang pasti digenapi dan kekal. Keempat, Tuhan Yesus mempelajari, menaati, dan melakukan firman Allah. Terakhir, Tuhan Yesus menyaksikan bahwa Perjanjian Baru yang akan ditulis oleh murid-muridNya adalah Firman Allah, dan Roh Kudus akan datang untuk mengingatkan mereka serta memimpin mereka dalam seluruh kebenaran Ilahinya.

Oleh sebab itu, sikap yang benar terhadap Alkitab adalah menerima Alkitab sebagi firman Allah dan mau menundukkan diri di bawah otoritasnya. Sikap demikian harus dilengkapi dengan kerelaan rnendengar dan membaca firman Tuhan, merenungkan, mempelajari dan memahaminya. Tapi itu saja tidak cukup, kita harus menyimpan firman Tuhan dalam hati (menghafalkannya) serta melaksanakan dan menaatinya. Beberapa hal perlu diperhatikan untuk membentuk sikap yang baik dalam mempelajari Alkitab.

Membaca dengan teratur

Seperti halnya makanan,’makan yang cukup dan teratur’ adalah cara makan terbaik untuk tumbuh sehat dan terawat. Jadi, sediakan waktu yang teratur setiap hari (pagi) untuk membaca dan mempelajari Alkitab bagian demi bagian (secukupnya )

Membaca sistematis

Membaca Alkitab tidak bisa hanya sekedarnya atau tidak beraturan. Ini akan membuat kita bingung sendiri dan bisa salah menafsirkan isinya. Berlatihlah membaca Alkitab dengan sistematis dan berurut.

Membaca seluruhnya

Yang dimaksud bukannya membaca semua isi Alkitab sekaligus lantas berhenti. Tetapi, seperti halnya makan secukupnya dan teratur, demikian juga membaca Alkitab. Membaca setiap hari dalam ‘Porsi’ yang cukup. Daftar bacaan akan menolong kita mendapatkan bagian Alkitab yang dapat kita baca hari ini besok dan seterusnya. Baca perjanjian lama dan Perjanjian Baru, sebab semuanya adalah firman Allah. Pelajari Alkitab secara kontekstual sehingga kita mendapat pemahaman yang benar.

Berespon

Ketika mernbaca Alkitab, ingtlah bahwa saat itu juga Allah sedang berbicara kepada kita. Tugas kita adalah mendengar dan menanggapi firman-Nya dengan cara melakukan firman itu dalam hidup kita.

Membaca dengan tekun

Sangat penting bagi kita melatih ketekunan membaca Alkitab meskipun ada hal-hal yang sulit dan tidak dapat dimengerti. Alkitab adalah hasil pikiran Allah. Antara jalan pikiran Allah dan manusia ada jurang yang sangat dalam. Jadi jangan putus asa jika menjumpai bagian-bagian yang sulit dimengerti.

Sistem Baca-gali Alkitab PPA
Persekutuan Pembaca Alkitab (PPA) adalah badan pelayanan Kristen yang bekerja sama dengan gereja-gereja dalam membina jemaat mencintai firman Tuhan. Melalui PPA dikembangkan cara membaca dan menggali Alkitab yang ‘dikenal dengan nama Sistem Baca-Gali Alkitab PPA”.

Ada dua cara membaca Alkitab yang kurang baik. Pertama membaca berurutan dari kejadian hingga Wahyu; tiap hari empat fasal, setahun selesai. Jika kita mulai Januari, bulan depan Anda sudah knock-out, yaitu ketika memasuki Kitab lmamat.

Model kedua ialah membaca Alkitab secara berlompatan dan tanpa rencana. Cara ini selain tidak membangun kebiasaan membaca Alkitab yang baik, juga akan macet karena tanpa rencana. Pasti tidak ada kemajuan!

 

Jadi, bagaimana?

Sebagai langkah pertama, untuk menggugah selera Anda terhadap Alkitab dan mencocokkan kebutuhan dasar kita, bacalah dulu Injil Yohanes dan Kitab Kejadian. Injil Yohanes mengungkapkan karya penebusan Allah terhadap manusia. Kita bisa mengertinya tanpa perlu memiliki banyak pengertian tentang latar-belakang Alkitab. Kitab Kejadian bukan saja kitab tentang permulaan segala sesuatu, tetapi juga membeberkan kondisi manusia menurut Penilaian Allah. Tujuh puluh satu pasal dari kedua kitab ini dapat Anda selesaikan sekitar dua setengah bulan bila Anda membacanya satu pasal sehari.

Sesudah langkah pertama ini, kita beranjak ke metode pembacaan Alkitab yang lebih serius Metode ini akan menolong Anda melakukan beberapa hal sekaligus yaitu: merenungkan Alkitab dengan sikap menggali arti dan makna bagian firman yang bersangkutan serta jadwal bacaan yang sesuai dengan tahap pengertian dan suasana yang  tidak membosankan.

Masalahnya sekarang bagaimana menyusun jadwal bacaan sendiri yang mencakup dua hal di atas? Kita perlu mempertimbangkan variasi berbagai bentuk penulisan Alkitab (sejarah, puisi,pengajaran, nubuat, dan sebagainya). Perlu ditinjau juga urutan kronologis teks serta tahapan pesan yang ditampung dan lain-lain. Sulit memang, tapi bukan berarti tidak bisa.

Ada buku-buku penolong yang dapat membantu kita mengatasi masalah semacam ini. Antara lain dengan Daftar Bacaan Alkitab yang diterbitkan PPA yang memang disusun untuk memenuhi kebutuhan tadi. Sistemnya membantu penggalian sendiri, daftar bacaannya menyelesaikan isi Alkitab selama enam tahun. Sedangkan pilihan periodenya diurutkan sesuai tahun gereja dan variasi perikop yang tidak membosankan.

 

Beberapa Petunjuk Praktis

Untuk memenuhi kebutuhan rohani Anda setiap hari, sediakanlah waktu yang teratur tiap hari sekitar lima belas menit. Carilah ruangan bersuasana tenang fisik yang  segar, dan pikiran yang berkonsentasi untuk berdoa. Ucapkan syukur atas firman yang melaluinya Allah bersabda. Mohon Dia membantu Anda meneliti, mengerti, dan memahami firman-Nya.

Setelah itu bacalah bagian firman untuk hari itu. Bacalah berulang kali. Pertama untuk mendapatkan gambaran menyeluruh. Seterusnya untuk menyelami hal-hal yang terinci didalamnya. Kemudian renungkanlah.

Bagian Alkitab yang telah kita baca tadi mengandung arti untuk saat itu dan pesan untuk Anda sendiri untuk menggalinya tanyakan hal-hal berikut pada diri Anda:  (1) Apakah prinsip, yang diajarkan dalam bagian ini tentang Allah (Bapa, harta,Roh; Diri-Nya, Sifat-Nya, dan sebagainya), tentang gereja, Pelayanan, keluarga atau hal-hal lain? (2) Hal apa saja yang saya dapatkan? Apakah ada janji, teladan, Peringtan, perintah? (3) Hal apa yang harus saya lakukan? Berdoa, bersyukur, bertobat,berbuat sesuatu, memegang janji/firman, atau hal lain? Hasil penggalian itu sebaiknya dicatat dalam buku khusus untuk membantu ingtan kita yang terbatas. Bila Anda menggunakan Santapan Harian PPA sebagai pelengkap daftar bacaan, Anda dapat membandinglan hasil penggalian tadi dengan uraian yang terdapat dalam Santapan Harian tersebut.

Sebagai respon terhadap firman Allah tadi, berdoalah. Ucapkan syukur atas Pengertian yang diperoleh, mohon Pertolongan Allah agar Anda dapat memberi respon sesuai dengan firman yang Anda pelajari.

 

Yang Setia Sampai Akhir

Sering terdengar keluhan bahwa metode penggalian Alkitab seperti ini ‘kering’ dan tidak langsung teram berkatnya. Menggali firman dapat diumpamakan seperti makan. Makanan ‘berat’ memang lain dari makanan ‘ringan’. Hanya sesudah kita mengunyahnya baik-baik, kenikmatan dan faedahnya baru dapat dirasakan. Seringkali, tanpa rasa nikmat ketika saat itu berlangsung kita harus terus berdisiplin, makan, demi kebaikan jangka panjang

Demikian juga metode Penggalian Alkitab. Selain untuk penyegaran masa kini, lebih Penting lagi adalah membangun pengertian, kerohanian, dan memupuk kekuatan jangka Panjang. Belajar adalah suatu proses yang panjang ketekunan dan kesetiaan akan membangun mutu dan hasil yang permanen.  (Tim PPA)

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *