Esther Simamora:
Menikmati Manfaat Alkitab

Ingtlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus. segala tulisan yang di Ilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. (Il Timotius 3 : 15-17)

Firman Tuhan yang dikutip di atas adalah bagian terakhir dari Surat Paulus kepada Timotius. Surat ini ditulis Paulus menjelang kematiannya. Mungkin juga inilah surat terakhir yang ditulis Paulus. Ada pendapat yang dapat dipercaya mengatakan, jika mau tahu pesan paling penting dari seseorang, catatlah pesan terakhirnya.

Itulah yang dilakukan Paulus Ia menuliskan pesan-pesan terakhir kepada Timotius Pesan yang sangat penting, yang akan menjadi jaminan bagi Timotius untuk menghadapi situasi saat itu.

Pada masa itu begitu banyak yang memusuhi orang Kristen. Mereka dipersulit, dikejar-kejar, dan tidak disukai karena memiliki standar hidup yang lain. Memang tidak sedikit yang akhirnya meninggalkan Injil, bahkan berbalik menjadi musuh yang mempermalukan kesaksian Kristen. Untuk inilah Paulus meminta Timotius bertahan. Dengan Alkitab!

Asal Dan Tujuan Alkitab

Ada dua hal mendasar tentang Alkitab yang dikemukakan Paulus dari ayat-ayat diatas. Pertama, mengenai asal (darimana datangnya Alkitab itu). Kedua, berkenaan dengan tujuannya (untuk apa Alkitab itu).

Mengenai hal yang pertama, ditulis, “Segala tulisan yang di ilhamkan Allah . . .” Terjemahan ini kurang baik karena dapat memberi arti yang tidak tepat.

Seolah-olah tidak semua tulisan Alkitab diilhamkan. Karenanya tidak segenap tulisan Alkitab bermanfaat, hanya bagian-bagian yang diilhamkan.

Sebenarnya Iebih tepat bila diterjemahkan “Segala tulisan adalah ilham Allah, (all scripture is God breathed) Untuk ini juga biasa di pakai istilah dinafaskan Allah. Itu berarti keluar dari mulut Allah. Jadi, Alkitab berasal dari Allah, bukan sekedar buatan dari manusia. Alkitab ditulis karena pekerjaan Roh Allah (II Pet 1:21).

Kedua, Paulus menulis, Alkitab bermanfaat. Karena Alkitab berasal dari Allah, Alkitab sangat bermanfaat bagi manusia. Paulus mengatakan,’menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus’.

Pada hakekatnya, Alkitab adalah pedoman untuk keselamatan. Keseluruhan isinya memaparkan rencana penyelamatan Ilahi. Di dalamnya kita bertemu dengan penciptaan manusia yang segambar dengan Allah, kejatuhan manusia dalam dosa, kasih Allah yang terus menerus dicurahkan walaupun manusia tidak berhenti memberontak, rencana kekal Allah untuk menyelamatkan umat yang terpilih melalui kedatangan Mesias lalu dipaparkan kepada kita hidup dan karya Kristus, baik perkataan dan perbuatannya, kematian dan kebangkitannya untuk menyempurnakan penyelamatan manusia. Semua gambaran tentang Yesus Kristus mendorong setiap orang datang kepada-Nya agar diselamatkan melalui iman.

Manfaat lain Alkitab, sebagaimana diungkapkan Paulus adalah sebagai pengakuan dan tingkah laku. Sebagai pengakuan, Alkitab mengajarkan yang benar dan menyahkan kesalahan. Sebagai tingkah laku, Alkitab memperbaharui kelakuan dan menanam disiplin dalam hidup yang baik.

Melalui Alkitab kita bertemu dengan yang negatif dan yang positif. Dua hal ini ditunjukkan kepada kita secara jelas. Namun kepada kita juga ditunjukkan jalan keluar untuk memilih dan menjalani hidup yang benar.

 

Alkitab Dan Kita

Apakah kita rindu belajar mengatasi kesalahan, bertumbuh dalam kebenaran dan mengalahkan kejahatan? Kalau iya, kita harus berpaling kepada Alkitab, sebab Alkitab bermanfaat untuk hal-hal itu.

Saat ini kita hidup dalam suatu masa yang sukar, masa yang terus berkembang dan berubah. Pertambahan penduduk, krisis energi, krisis ekonomi, telah menggoncangkan sendi-sendi kehidupan kita. Perubahan demi perubahan terus terjadi dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Penemuan-penemuan ilmiah telah menggoncangkan dasar etika. Banyak orang telah meninggalkan imannya. Hidup akhirnya bergantung pada situasi dan kemajuan teknologi.

Keadaan ini mendorong hidup kita menjadi kompromistis (etika situasi). Kita mulai menyerah, dan dengan perlahan meragukan kebenaran Alkitab. Demikianlah yang dialami Timotius pada masa yang lalu. Sulitnya situasi yang dihadapi membuat dia tawar hati dan mulai ragu-ragu terhadap iman dan yang dipercayainya. Untuk itulah Paulus mengatakan, “ingatlah ….,” sebuah peringatan untuk tidak meragu-ragukan kebenaran Alkitab.

Peringatan ini pun ditujukan kepada kia. Hidup ini sudah terlalu rumit, sehingga orang melupakan sumber ‘energi’  yang sesungguhnya. Tuhan Yesus berkata, “Manusia tidak hanya hidup dari roti saja, tapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” (Mat 4 : 4). Ya, kehidupan yang utuh hanyalah kehidupan yang juga diisi oleh kebenaran firman Allah (Alkitab)**

*Dituliskan oleh Esther Simamora

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *