Rosefine Tresia:
I Have A Dream

Nama saya Rosefine. Saya adalah seorang mahasiswi semester akhir di Universitas Indonesia. Jika Anda memiliki mimpi, maka kita sama, saya pun memiliki mimpi. Saya percaya bahwa semua orang hidup pasti memiliki mimpi. Ada kata-kata bijak yang berkata, “Hidup tanpa mimpi bagaikan hidup tanpa tujuan.” Tanpa tujuan, tanpa arah, begitulah kira-kira jika hidup tanpa mimpi. Tidak ada penyemangat dan tidak ada motivasi.

Saya masih ingat apa yang saya impikan sekitar enam tahun yang lalu. Saya ingin menjadi seorang pebisnis yang sukses. Menjadi orang sukses tentu impian semua orang. Orang sukses adalah orang yang memiliki kehidupan yang nyaman, enak, tidak khawatir akan kebutuhan finansial, dan semua kebutuhannya pasti terpenuhi. Orang sukses pasti menjadi kebanggaan bagi orangtuanya, keluarga besar, sahabat-sahabat, pasangan, dan orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, sangatlah wajar jika saya (dan mungkin juga Anda) ingin menjadi orang yang sukses.

Lima tahun lalu, saya mengenal Kristus. Mengenal Kristus membuat impian saya diubahkan oleh-Nya. Saya mengalami titik balik dalam hidup sejak menerima Yesus sebagai Juruselamat. Sejak SMA hingga kuliah, impian saya sedikit demi sedikit mulai berubah. Impian saya bukan lagi semata-mata untuk membahagiakan diri sendiri dan orang di sekitar, melainkan impian saya adalah dapat melakukan hal yang berguna dan menghadirkan Kerajaan Allah di mana-mana.

Semakin dekat dengan tahun kelulusan, saya bergumul dengan Tuhan mengenai kelanjutan studi setelah lulus. “Tuhan, setelah kuliah aku jadi apa ya? Aku lanjut studi lagi atau kerja? Kalo kerja jadi apa? Apakah bisa sesuai dengan mimpiku?” Pergumulan semakin berat justru ketika saya mulai mengetahui apa isi hati Tuhan untuk saya. Ya, saya ingin menjadi hamba Allah penuh waktu. Saya yakin dengan keputusan ini ketika firman-Nya terus mengarahkan kepada visi yang ia berikan. Firman dalam saat teduh, persekutuan, gereja, semuanya. Saya merasa Tuhan berbicara begitu nyata dalam pergumulan saya yang cukup lama. Cukup lama, karena ketika Tuhan menyatakannya, saya tidak langsung setuju begitu saja. Ada satu hal yang selalu saya katakan dalam hati, “Ah Tuhan, masa iya?” Saya merasa panggilan hidup ini bukanlah hal yang mudah untuk saya terima.

Saya yakin dengan pasti jika keluarga saya mengetahui mereka pasti akan shock. Mama dan papa berharap saya lanjut studi. Mereka menginginkan saya menjadi anak yang membanggakan melalui gelar yang didapat nanti, kemudian bekerja di perusahaan besar, dan hidup bahagia. Keluarga saya memang cerminan keluarga modern pada umumnya. Jadi, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi jika mereka mengetahui apa panggilan hidup saya ini. Sampai hari ini, saya belum mengatakan mengenai hal ini kepada mereka, tetapi saya yakin saya akan mendiskusikan ini secepatnya dengan mereka. Mungkin ini merupakan salah satu cara yang Tuhan berikan agar saya dapat mewujudkan mimpi saya untuk melakukan hal yang berguna dan menghadirkan Kerajaan Allah di mana-mana.

Akhir-akhir ini, saya juga memiliki mimpi untuk membuat sebuah buku. Rencananya, buku tersebut akan berisi kumpulan ayat-ayat Alkitab dalam bentuk seperti sekumpulan quotes yang ditujukan bagi remaja perempuan. Jika Anda mengetahui sebuah buku yang berjudul “88 Love Life” karya Diana Rikasari, buku itulah yang menginspirasi saya untuk membuat sebuah buku. Berbulan-bulan buku tersebut menduduki peringkat nomor satu Top Ten Books di seluruh Gramedia di Jakarta dan daerah-daerah lainnya pada tahun 2014 hingga sekarang ini. Buku tersebut juga sudah diekspor ke Malaysia dan Singapura karena memiliki banyak peminat. Padahal, menurut saya harga buku tersebut tergolong tidak murah, Rp 88.000,00 untuk buku saku yang berisi quotes sekuler? Sangat tidak worth-it! Tetapi ternyata kita sedang hidup di dalam generasi yang demikian. Anak remaja menyukai buku-buku seperti itu, buku sederhana dengan positive thought yang menyegarkan pikiran dan desainnya yang berwarna-warni sehingga sangat eye catching bagi para remaja perempuan.

Jika saya diizinkan untuk jujur, saya ingin mengatakan bahwa belum ada buku Kristen yang dibuat semenarik buku “88 Love Life” bagi para remaja. Buku yang sederhana, berisi positive thought dari ayat Alkitab, dengan desain yang sangat kreatif, seperti itulah ciri buku yang saya inginkan. Bayangkan jika buku tersebut berisi ayat alkitab, tentu kata-kata tersebut lebih “hidup” daripada quotes sekuler, ayat-ayat tersebut mampu menyegarkan hati karena memang kata-kata tersebut adalah Firman Tuhan. Selain itu, saya juga dapat memasukan artikel-artikel praktis cara hidup Kristen bagi para remaja, seperti “Mengapa Tidak Boleh Mencontek?”, “Mengapa bergosip itu tidak baik?”, “Mengapa harus saat teduh?”, dan lainnya sehingga dapat membawa perubahan hidup pula kepada setiap pembacanya. Saya berpikir jika pada akhirnya yang membeli buku tersebut bukan saja yang beragama Kristen atau Katholik, tetapi juga orang-orang yang belum percaya namun tertarik terhadap isi buku tersebut, maka Kerajaan Allah akan tersebar luas, bukan? Wow!

Namun, mimpi hanyalah mimpi tanpa perwujudan untuk menjadi kenyataan. Saya bukanlah orang yang pernah menulis buku sebelumnya, sehingga sebenarnya saya masih buta karena tidak mengerti cara membuat buku, apalagi sampai menerbitkan dan dibaca masyarakat luas. Tetapi saya percaya jika Tuhan berkehendak, Ia pasti akan memberikan jalan agar saya dapat membuat buku ini sehingga menjadi berkat bagi masyarakat luas.

Mungkin impian saya belum terwujud dan baru akan dimulai pada waktu mendatang maupun pada waktu yang saya sendiri tidak mengetahuinya. Kiranya impian ini dapat terwujud dan mencapai tujuan utamanya, yaitu menghadirkan Kerajaan Allah di muka bumi. Kini definisi orang sukses menurut saya telah berubah, yakni “Orang yang sukses ialah mereka yang memiliki ambisi sorgawi di tengah-tengah dunia dan mewujudkannya demi Kerajaan Allah”. Segala pujian, hormat, dan kemuliaan hanya untuk Tuhan Yesus Kristus.

______________
*Penulis adalah mahasiswi jurusan Vokasi UI
**Tulisan ini merupakan salah satu karya pemenang Lomba Menulis dalam rangka HUT ke-44 Perkantas

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *