Hari Kebangkitan Nasional merupakan peringatan atas upaya anak bangsa untuk memajukan diri melalui pergerakan organisasi yang diawali oleh organisasi Boedi Oetomo pada tahun 1908, yang digagas oleh Dr. Wahidin Sudiro Husodo. Dari organisasi inilah muncul cikal-bakal suatu gerakan yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Anak-anak negeri dari berbagai latar belakang dengan semangat persatuan, kesatuan, serta kebangsaan menggelorakan gairah kebangkitan nasional untuk mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Akan tetapi, rangkaian aksi teror baru-baru ini di Indonesia, mulai dari kota Surabaya hingga Riau seakan-akan membuat perjuangan kemandirian bangsa yang diawali oleh Boedi Oetomo menjadi sia-sia. Beberapa pelaku yang notabene merupakan “anak-anak bangsa” justru memantik ketakutan dan perpecahan dengan berbagai aksi teror, mulai dari bom bunuh diri hingga penyerangan dengan mobil dan pedang.
Tak hanya aksi teror di dunia nyata, dunia maya alias internet khususnya media sosial juga dipenuhi berbagai fitnah, hoaks, dan ujaran kebencian yang dihembuskan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab dan jelas mengesampingkan hati nurani. Bagaimana tidak, berjatuhannya belasan korban jiwa akibat aksi teror bom bunuh diri hingga sabetan pedang dianggap sebagai rekayasa Pemerintah atau pihak Kepolisian. Di kala ada keluarga-keluarga yang sedang berduka karena kehilangan orang-orang yang mereka kasihi, ada oknum-oknum yang justru memanfaatkan kondisi yang genting tersebut sebagai bahan untuk menyudutkan Pemerintah.
Bagaimanakah seharusnya umat Kristen menyikapi kondisi yang sedang terjadi? Bagaimana semangat Kebangkitan Nasional seharusnya dapat mengilhami orang percaya untuk mengambil sikap yang tepat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara? Ada dua sikap yang dapat diambil oleh umat Kristen untuk memaknai hari Kebangkitan Nasional sebagai bagian dari bangsa Indonesia, yakni:
Menyuarakan kegerakan kasih dan pengampunan
Ciri khas orang Kristen yang sudah mulai dapat dilihat oleh penganut agama lain adalah mengenai kasih dan pengampunan. Dua hal penting inilah yang dapat dijadikan ujung tombak untuk membawa perubahan yang signifikan terhadap bangsa ini, yang keberadaannya mulai digoyang untuk diruntuhkan dengan berbagai ujaran kebencian provokatif yang sangat memprihatinkan. Menyuarakan kegerakan kasih dan pengampunan harus dapat dijadikan teladan dalam kehidupan orang Kristen, tentang bagaimana ia harus berbuat kasih, dan bagaimana ia harus mengampuni, yakni dengan ketulusan hati dan tanpa memihak, apakah ia golonganku atau bukan. Semua orang berhak untuk menerima dan merasakan kasih dan pengampunan, dan kita wajib untuk memberikan kasih dan pengampunan itu kepada sesama kita, karena Tuhan lah yang terlebih dahulu mengasihi dan mengampuni kita (1 Yohanes 4:19).
Menjadi pembawa terang Kristus dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Semua umat Kristen seharusnya dapat menjadi pembawa terang Kristus, menjadi pembawa damai di mana pun ia berada. Tuhan Yesus dalam catatan Matius 5: 14-16 jelas sekali mengatakan: “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu di sorga.” Hal ini berarti bahwa semua umat Kristen sudah seharusnya dapat menjadi terang, dan terangnya harus bercahaya, dengan tujuan untuk menerangi kegelapan dengan sinar terang-Nya dalam diri kita agar setiap orang yang melihat terang kita dapat memuliakan Bapa kita.
Untuk menjadi pembawa terang Kristus kita harus menyiapkan diri untuk dipakai TUHAN sebagai alat-Nya. Kemudian kita harus bisa menjadi agen-agen perubahan, karena inilah fungsi terang kita, harus dapat menerangi kegelapan, membawa perubahan positif di mana pun kita berada.
Hari Kebangkitan Nasional seyogyanya menjadi momen untuk mengairahkan kembali semangat persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Setelah berbagai peristiwa yang terjadi beberapa hari ini, semangat Kebangkitan Nasional harus digemakan kembali. Di sinilah peran kita sebagai umat Kristen, yakni untuk menyuarakan kasih dan pengampunan kepada semua orang di sekeliling kita dan untuk menjadi terang Kristus bagi bangsa ini.
Selamat Hari Kebangkitan Nasional.